Bungo, AkademicaNews.com. Dosen Universitas Muara Bungo, Dedi Epriadi, S.Sos.,M.Si mendapatkan kesempatan melaksanakan kegiatan pengabdian Internasional dan studi banding. Kabar tersebut di dapat langsung usai akademicanews.com bertemu dengan Dedi Epriadi di kantor LPPM UMB, Kamis (09/11/2023).
Ketika diwawancarai, Dedi Epriadi membenarkan bahwa dirinya mendapat undangan langsung dari Asosiasi Dosen Kolaborasi Lintas Perguruan Tinggi (DKLPT). Kepala Bidang Pengabdian LPPM UMB ini menjadi salah satu dosen UMB yang akan melaksanakan pengabdian Internasional dan studi banding pada tanggal 20 hingga 25 Februari 2024 di tiga negara yakni Malaysia, Thailand dan Singapura.
Dedi Epriadi menjelaskan tahapan awal proses seleksi Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah dimulai sejak bulan Agustus 2023. Dalam proses seleksi tersebut terpilih 321 peserta, kemudian diseleksi kembali berdasarkan reviewer dan tersisa hanya 211 orang peserta.
Seleksi yang telah dilakukan selama beberapa bulan ini ternyata menyisakan dua peserta dari Pulau Sumatera, yakni Sumatera Barat dan Jambi. Lolosnya Dedi Epriadi sebagai peserta PKM Internasional menjadi satu-satunya perwakilan dari Provinsi Jambi.
Kegiatan PKM Internasional ini merupakan kegiatan perdana yang membawa nama UMB di Internasional. Dedi Epriadi mengungkapkan bahwa ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan riset kolaborasi bersama peneliti dari Sultan Idris Education University Malaysia pada 2022 lalu.
"Kebetulan yang saya angkat adalah terkait pengembangan sumber daya manusia di tingkat dusun, dalam rangka pembenahan administrasi pemerintahan desa. Untuk lokasi kita ambil di kecamatan Limbur, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi", Dedi menjelaskan.
Sebagai peserta pengabdian Internasional yang akan mewakili Kabupaten Bungo dan Provinsi Jambi Dedi Epriadi mengaku sangat merasa bahagia dan bangga. Mengingat peserta yang lolos merupakan orang-orang terpilih dari berbagai perguruan tinggi terbaik di tiga negara Asia Tenggara.
Selain membawa nama daerah, Dedi Epriadi sudah tentu membawa nama Institusi tempat ia bernaung dan mengabdi yaitu Universitas Muara Bungo, sebagai penyemangat untuk mengharumkan nama UMB dikancah Internasional.
"Sebenarnya ini merupakan tuntutan kita semua bahwasanya Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk naik ke level dari skala Nasional ke Internasional. selain itu juga dapat menunjang indeks kinerja utama di perguruan tinggi. Berdasar hal tersebut, maka dosen-dosen yang terlibat penelitian dan pengabdian tidak lagi berpikir berhenti di skala nasional tapi juga menuju ke skala Internasional", Kata Dedi Epriadi.
Disamping itu, tuntutan tiap program studi di masing-masing perguruan tinggi menjadi alasan utama Dedi untuk meningkatkan kinerja UMB melalui penelitian dan pengabdian di tingkat Internasional.
"Bila publikasi dosen-dosen di tiap-tiap perguruan tinggi sudah skala Internasional tentu akan berdampak baik bagi perguruan tinggi itu sendiri. Apalagi tahun depan tidak ada lagi kampus terakreditasi Baik, Baik Sekali dan sebagainya. Sebab kedepannya wacananya hanya ada Terakreditasi dan Tidak Terakreditasi. Kalau terakreditasi berarti lanjut, kalau tidak terakreditasi berarti berhenti", Jelasnya.
Wacana perubahan status akreditasi di perguruan tinggi ini merupakan tolak ukur setiap stakeholder di kampus untuk melakukan Tri Dharma sebagai peningkatan kinerja, seperti penelitian dan pengabdian bukan hanya pada skala Nasiona saja, akan tetapi meningkat ke skala Internasional.
"Memang tidak semua berpikir demikian, tapi mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, mungkin ada dosen lain yang memiliki pengalaman lebih bisa menjadi acuan bagi dosen dikampus lain untuk melakukan program Tri Dharma", Ungkap Pria yang mengajar di Fakultas Fisipol UMB ini.
Berbicara skala Internasional memang menurut Dedi Epriadi, itu memang merupakan hal yang berat. Berdasarkan kaidah ilmiah, untuk bisa lolos dengan reviewer berkompetensi berbeda-beda, ia menyarankan agar terus meningkatkan kualitas karya yang akan dipublikasi.
"Berat memang kalau kita bermindset itu sulit. Intinya untuk lolos ke skala Internasional, kita hanya perlu belajar memahami kaidah atau ketentuan Internasional dan terus belajar meningkatkan kualitas karya kita. Itu saja kunci kita yang berjumlah 211 orang itu bisa lolos", Ucap Dedi lagi.
Lolosnya dosen UMB pada kegiatan Pengabdian Internasional yang akan berjalan selama enam hari ini bagi Dedi memberi banyak manfaat ke Institusi Perguruan Tinggi. Dedi mengatakan bahwa hasil dari PKM akan dipublikasi di Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional.
"Hasil dari kegiatan nanti akan dipublikasikan di Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional. Peserta nanti akan mendapatkan sertifikat untuk mendapat kesempatan membawa Institusi kita dikancah Internasional dalam rangka kerjasama Internasional. Bukan hanya ke dosen saja, tapi kita memiliki kesempatan mebawa lembaga kita untuk MoU", Imbuhnya.
Sempat beberapa kali bersua dengan Wakil Bupati Bungo, Apri, ketika ditanya mengenai apakah akan ada kerjasama dengan pihak pemerintah daerah, Dedi Epriadi berharap hal itu akan dapat terealisasi.
"Mudah-mudahan ada kesempatan bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah, ya karena Perguruan Tinggi juga berperan dalam mebantu daerah untuk kepentingan masyarakat. Tapi untuk saat ini saya ingin menyelesaikan administrasi keberangkatan dulu, dan baru bertemu dengan Bupati atau Wakil Bupati untuk bersilaturahmi", Tutur Dedi. (HB)