BUNGO, akademicanews.com-Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, adalah momen yang sakral didalam Islam di mana umat Muslim di seluruh dunia berkumpul untuk merayakan pengorbanan Nabi Ibrahim menguji kesetiaannya kepada Allah.
Berkurban menjadi salah satu aspek utama dari perayaan ini. Namun, lebih dari sekadar tindakan menyembelih hewan, berkurban untuk cinta memperlihatkan kedalaman kasih sayang dan pengorbanan yang mewarnai hubungan antara manusia dan Tuhan, serta manusia sesama manusia.
Penulis Akademica News menggali cerita tentang bagaimana berkurban di Hari Raya Idul Adha merupakan simbol cinta mendalam pada sang Pencipta.
Berkurban menjadi wujud dari pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Berkurban tanda cinta melibatkan kesadaran lebih tinggi akan kepedulian dan kebutuhan orang-orang di sekitar kita.
Melalui refleksi Kurban, umat Muslim dengan sukarela menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan. Tindakan ini cerminan kepedulian dan empati yang mendalam terhadap saudara-saudara seiman dan sesama manusia.
RAMADRIAN PRASETYO: BERKURBAN MENGUATKAN IKATAN SILATURAHMI DAN KEKOMPAKAN
Seperti yang disampaikan Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Mandiri Muara Bungo, Ramadrian Prasetyo saat diwawancara Akademica News, Ia bersyukur karena Yayasan dan UMB dapat melaksanakan Idul Adha dengan berkurban.
“Alhamdulillah, Semoga pelaksanaan kurban ini membawa keberkahan, semangat dan kekompakan kepada keluarga besar YPPMB dan UMB untuk memajukan kampus". Ujar Ramadrian.
Idul Adha menjadi momen penting bagi Yayasan Pendidikan Mandiri Muara Bungo, UMB dan masyarakat. Dihari raya Kurban ini mereka dapat berkumpul, saling bermaafan, dan memperkuat ikatan silaturahmi.
Berkurban tanda cinta kepada Allah ini melibatkan seluruh keluarga besar Yayasan dan Universitas dari Dosen, Karyawan dan warga sekitar kampus, bersama-sama menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban.
Dewan Pembina Yayasan menyampaikan makna hakikat berkurban adalah simbol bahwa hidup ini penuh dengan pengorbanan. Pengorbanan dalam hal ini adalah baik jiwa, raga, ataupun harta benda.
Selain membuktikan cinta kita, juga menunjukkan kedisiplinan dalam bekerja, berusaha, dalam kehidupan sosial dan dalam lingkungan kerja khususnya di Universitas Muara Bungo.
Tentu momen ini bukan hanya sukacita perayaan semata, melainkan juga membangun kebersamaan, rasa kekeluargaan, dan saling mencintai.
Dengan berbagi daging kurban kepada Dosen, karyawan, warga dan orang-orang yang membutuhkan, tentu terjalin kerja sama sosial memperkuat persaudaraan dan kesatuan.
REKTOR UMB: PENGORBANAN SEBAGAI BUKTI CINTA KEPADA ALLAH, CINTA KEPADA SESAMA MANUSIA
Berkurban bukti cinta kepada Allah dan kepada sesama manusia melibatkan pengorbanan tulus dan kesetiaan yang tak tergoyahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Seperti yang tergambar dari kisah Nabi Ibrahim, berkurban adalah bentuk ujian iman dan pengorbanan yang mendalam.
Rektor Universitas Muara Bungo, Dr. Ir. Supriyono mengingatkan bahwa perlu meneladani Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putra tercintanya sendiri, sebagai bukti kesetiaan kepada Allah.
Supriyono menyampaikan bahwa tindakan Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa cinta sejati adalah tentang memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang kita cintai, bahkan jika itu melibatkan pengorbanan pribadi yang besar.
"Seperti tema Kurban kita, 'Bukti Cinta Kepada Allah', yang kita teladani Nabi Ibrahim rela dan ikhlas mengorbankan anaknya demi cintanya Kepada Allah. Ketika diminta menyembelih putranya yakni Ismail, Nabi Ibrahim dengan ikhlas melaksanakan perintah tersebut yang kemudian diganti dengan domba. Dari Riwayat Nabi ini, pelaksanaan Kurban Yayasan dan UMB ini merupakan bukti kita cinta kepada Allah dan cinta kita kepada dosen, karyawan dan warga", Terang Supriyono.
Ujian Iman tertinggi Nabi Ibrahim, merupakan momentum pembuktian cinta sejatinya kepada Sang Pencipta melebihi jiwa raganya. Keikhlasan yang dimiliki Nabi Ibrahim menyadarkan manusia bahwa segala sesuatu adalah titipan.
Makna penting lain tersirat dari kisah Nabi Ibrahim adalah bukan hanya putranya, tetapi rasa kepemilikannya terhadap Ismail.
Supriyono menekankan, berkurban untuk cinta Universitas Muara Bungo pada Hari Raya Idul Adha merupakan ekspresi kasih sayang yang mendalam kepada Tuhan, keluarga, dan sesama manusia.(HBS)
Foto Jurnalis: Herman-Varel