Sarolangun, AkademicaNews, Tim Pelaksana Kosabangsa Universitas Muara Bungo yang didampingi oleh Tim Pendamping dari Universitas Jambi, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD), Desa Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun, Sabtu (07/10/2023).
Tim pelaksana program Kosabangsa Universitas Muara Bungo ini diantaranya, Asnawati, S.P, M.Si (Ketua), Ridwan, S.IP, M.Soc.Sc dan Ir. Budi Prastia, MP.
Daftar Nama Penerima Pendanaan Program Kosabangsa Tahun Anggaran 2023
Sebagai bagian awal dimulainya kegiatan konservasi eksitu tanaman obat herbal serta penguatan kelembagaan Ubat Psako dari Suku Anak Dalam (SAD), FGD ini dihadiri tim pelaksana dari Universitas Muara Bungo dan tim pendamping dari Universitas Jambi. Diikuti oleh perwakilan Suku Anak Dalam dan kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani desa Pematang Kabau.
Kegiatan ini dihadiri 20 orang perwakilan Suku Anak Dalam diantaranya, H. Jailani (Ketua Organisasi Ubat Psako), Temenggung Nangkus (dewan pengawas organisasi). Turut juga hadir Temenggung Kecinto, Haji Anwar alias Betaring, Nukah, Nugrah, Nyelungkup, Metik, serta Bapak Supriyono (sebagai Kepala Dusun) yang juga tergabung dalam organisasi Ubat Psako.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut dihadiri Kepala Desa Pematang Kabau, Sekretaris Desa dan Ketua Badan Perwakilan Desa.
Pada kegiatan ini, tim pelaksana Universitas Muara Bungo yang disampaikan Ridwan S.ip.,M.soc Sc, menjelaskan tentang langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam proses diversifikasi eksitu tanaman obat herbal Endemik Taman Nasional Bukit Dua Belas.
Ridwan memaparkan tentang bagaimana teknis penanaman rimpang sebagai tanaman diversifikasi dalam konservasi eksitu tanaman obat herbal.
Ketua dosen pendamping, Dr. Fuad Muchlis M.Si dalam kegiatan ini memberikan uraian tentang pentingnya perbanyakan tanaman ubat herbal seperti Akar Pengendur Urat, Selusuh dan Akar Penyegar.
Dr. Fuad Muchlis ingin penanaman rimpang bisa menjadi pemberdayaan Suku Anak Dalam agar memiliki kegiatan yang dapat memberikan manfaat dan keuntungan melalui aktivitas diversifikasi tersebut .
Ir. Elwamendri M.Si, selaku dosen pendamping juga turut memberikan motivasi dan pemahaman kepada Suku Anak Dalam (SAD) agar program ini terlaksana dengan baik.
Adapun Kepala Desa Pematang Kabau, Beja, menyampaikan dukungan penuh terhadap program Kosa Bangsa yang dilaksanakan Universitas Muara Bungo tersebut. Beja mengatakan bahwa Desa Pematang Kabau akan memfasilitasi pengadaan lahan dan pembersihan lahan yang akan digunakan untuk penanaman tumbuhan ubat dan rimpang.
Selama berlangsung sesi diskusi dan tanya jawab, Temenggung Kecinto alias Afrizal yang merupakan salah satu peserta perwakilan Suku Anak Dalam (SAD) turut memberikan pandangan kritis terkait keberlanjutan kegiatan ini.
Afrizal berharap tim pelaksana bersama tim pendamping, dapat membimbing masyarakat secara berkelanjutan.
Dari antusiasme para peserta FGD, tim pelaksana berpendapat dan yakin bahwa semangat kolaborasi yang baik antara tim pelaksana, tim pendamping, pemerintah desa dan suku anak dalam (SAD), optimisme program Kosa Bangsa tahun 2023 di Desa Pematang Kabau akan dapat terlaksana dengan baik.(Laporan Tim Pelaksana)
Redaksi/Editor: HBS